Baru-baru ini wabah Salmonella pada ikan tuna mentah meracuni 200 orang di Amerika. Menurut data CDC (Centers for Disease Control and Prevention), tahun lalu wahan Listeria menyerang 146 orang dan menyebabkan setidaknya 30 orang meninggal. Kita bisa mengurangi risiko infeksi kuman dengan mengetahui jenisnya. Yuk kita lihat tujuh kuman penyebab keracunan makanan!
1. E. Coli. Bakteri Escherichia coli hidup di usus manusia dan hewan seperti sapi, domba, dan kambing. Mereka sering ditemukan dalam makanan seperti daging sapi setengah matang, susu mentah, jus dan air yang terkontaminasi. Gejala umum dari infeksi E. coli seperti diare akut, sakit perut, dan muntah.
2. Kampilobakter. Kampilobakter jejuni adalah bakteri berbentuk spiral yang tumbuh pada ayam dan sapi. Masalahnya, hewan yang telah terinfeksi tidak memunculkan tanda-tanda penyakit. Gejala infeksi kampilobakter seperti diare, kram, nyeri perut, dan demam dalam waktu dua sampai lima hari setelah terinfeksi.
3. Listeria. Listeria monocytogenes adalah bakteri yang biasa ditemukan di dalam tanah, air, makanan mentah, makanan olahan, dan susu yang tidak dipasteurisasi. Tidak seperti kuman lainnya, Listeria dapat tumbuh dan berkembang dalam suhu dingin kulkas. Gejala infeksi Listeria termasuk demam, menggigil, sakit kepala, sakit perut, dan muntah.
4. Vibrio. Bakteri Vibrio parahaemolyticus hidup di air asin dan sering ditemukan dalam makanan laut mentah. Orang yang suka makan kerang mentah atau setengah matang mudah terinfeksi bakteri ini. Dalam waktu 24 jam, tubuh akan menunjukkan gejala seperti diare berair, kram perut, mual, demam, muntah, dan menggigil.
5. Toxoplasma. Parasit ini dapat menyebabkan masalah serius seperti kerusakan pada otak, mata, dan organ lainnya. Bakteri ini mudah menyerang wanita hamil dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Menurut myhealthnewsdaily, infeksi toksoplasmosis biasanya disebabkan kotoran kucing, daging mentah yang terkontaminasi atau tidak dimasak dengan benar, dan air minum yang mengandung parasit toxoplasma.
Memasak makanan dengan benar dapat menghindarkan Anda dari bakteri. Jauhi pula makanan mentah atau setengah matang! Lebih baik mencegah daripada membayar biaya rumah sakit, bukan?
sumber : www.merdeka.com
1. E. Coli. Bakteri Escherichia coli hidup di usus manusia dan hewan seperti sapi, domba, dan kambing. Mereka sering ditemukan dalam makanan seperti daging sapi setengah matang, susu mentah, jus dan air yang terkontaminasi. Gejala umum dari infeksi E. coli seperti diare akut, sakit perut, dan muntah.
2. Kampilobakter. Kampilobakter jejuni adalah bakteri berbentuk spiral yang tumbuh pada ayam dan sapi. Masalahnya, hewan yang telah terinfeksi tidak memunculkan tanda-tanda penyakit. Gejala infeksi kampilobakter seperti diare, kram, nyeri perut, dan demam dalam waktu dua sampai lima hari setelah terinfeksi.
3. Listeria. Listeria monocytogenes adalah bakteri yang biasa ditemukan di dalam tanah, air, makanan mentah, makanan olahan, dan susu yang tidak dipasteurisasi. Tidak seperti kuman lainnya, Listeria dapat tumbuh dan berkembang dalam suhu dingin kulkas. Gejala infeksi Listeria termasuk demam, menggigil, sakit kepala, sakit perut, dan muntah.
4. Vibrio. Bakteri Vibrio parahaemolyticus hidup di air asin dan sering ditemukan dalam makanan laut mentah. Orang yang suka makan kerang mentah atau setengah matang mudah terinfeksi bakteri ini. Dalam waktu 24 jam, tubuh akan menunjukkan gejala seperti diare berair, kram perut, mual, demam, muntah, dan menggigil.
5. Toxoplasma. Parasit ini dapat menyebabkan masalah serius seperti kerusakan pada otak, mata, dan organ lainnya. Bakteri ini mudah menyerang wanita hamil dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Menurut myhealthnewsdaily, infeksi toksoplasmosis biasanya disebabkan kotoran kucing, daging mentah yang terkontaminasi atau tidak dimasak dengan benar, dan air minum yang mengandung parasit toxoplasma.
Memasak makanan dengan benar dapat menghindarkan Anda dari bakteri. Jauhi pula makanan mentah atau setengah matang! Lebih baik mencegah daripada membayar biaya rumah sakit, bukan?
sumber : www.merdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar